Imagine a particle of mass m, constrained to move along the x-axis, subject to some specified force F(x, t). The program of classical mechanics is to deter- mine the position of the particle at any given time: x(t). Once we know that, we can figure out the velocity (\( v=\frac{dx}{dt}\) ), the momentum (p = mv), the kinetic energy ( \( T=\frac{1}{2}mv^2 \) ), or any other dynamical variable of interest. And how do we go about determining x(t)? We apply Newton's second law: F = ma. (For conservative systems the only kind we shall consider, and, fortunately, the only kind that occur at the microscopic level---the force can be expressed as the derivative of a potential energy function, \( F=-\frac{\partial V}{\partial x} \) , and Newton's law reads \( m\frac{d^2x}{dt^2}=-\frac{\partial V}{\partial x} \) .) This, together with appropriate initial conditions (typically the position and velocity at t 0), determines x(t). Quantum mechanics approaches this same problem quite differentl
Saya marah. Dan saya marah karena saya berharap saya tahu ini saat saya lebih muda. Jadi saya seorang ahli neurosains dan seorang dosen. Sebagai ahli neurosains, saya memahami otak dan sistem saraf yang memengaruhi seluruh tubuh. Sementara itu, sebagai dosen, saya berbagi pengetahuan dengan generasi berikutnya di bidang kesehatan. Seringkali saya melihat siswa, terutama yang lebih tua, mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran. Namun, saya sadar bahwa hal ini bukanlah kesalahan mereka. Kita tidak selalu diajarkan bagaimana cara belajar dengan efektif; kita hanya menganggapnya sebagai sesuatu yang terjadi dengan sendirinya. Apa yang mungkin lebih menyulitkan adalah kesulitan untuk belajar seiring bertambahnya usia. Namun, saya ingin memberitahu Anda bahwa ada langkah-langkah konkret yang dapat kita ambil untuk mempercepat dan memperbaiki proses pembelajaran. Mari kita telusuri lebih dalam ilmu neurosains di balik enam faktor penting yang dapat meningkatkan kemampuan belajar Anda: pe