Skip to main content

Featured Post

THE SCHRÖDINGER EQUATION

Imagine a particle of mass m, constrained to move along the x-axis, subject to some specified force F(x, t). The program of classical mechanics is to deter- mine the position of the particle at any given time: x(t). Once we know that, we can figure out the velocity (\( v=\frac{dx}{dt}\) ), the momentum (p = mv), the kinetic energy ( \( T=\frac{1}{2}mv^2 \) ), or any other dynamical variable of interest. And how do we go about determining x(t)? We apply Newton's second law: F = ma. (For conservative systems the only kind we shall consider, and, fortunately, the only kind that occur at the microscopic level---the force can be expressed as the derivative of a potential energy function, \( F=-\frac{\partial V}{\partial x} \) , and Newton's law reads \( m\frac{d^2x}{dt^2}=-\frac{\partial V}{\partial x} \) .) This, together with appropriate initial conditions (typically the position and velocity at t 0), determines x(t). Quantum mechanics approaches this same problem quite differentl...

TEORI-TEORI PEMBENTUKAN BUMI

Teori Big Bang

Alam semesta dalam teori big bang disebutkan terbentuk melalui ledakan/dentuman besar. Ledakan besar tersebut diperkirakan terjadi pada 10-15 milyar tahun yang lalu. Dalam teori big bang disebutkan asal alam semesta dari super atom, dimana keadaan belum ada yang disebut matahari. Super atom tersebut mengalami ledakan besar yang menyebabkan alam semesta berkembang, terbentuknya matahari dan planet-planet lainnya, dan masih berkembang hingga saat ini.

Teori Nebula

Teori nebula dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Pierre Simon de Laplace (1796). Teori nebula menyebutkan adanya kabut raksasa yang padat dan panas yang terpilin pada porosnya. Kabut tersebut terpilin dan memipih. Kemudian bagian terluar dari kabut raksasa tersebut terlepas, mengalami pendinginan dan pemadatan sehingga terbentuk planet-planet. Inti poros dari kabut raksasa yang sangat panas kemudian menjadi matahari.


Teori Planetesimal

Menurut Thomas Chrowder Chamberlin dan Forest Ray Moultan (1905), bumi dan planet-planet lainnya terbentuk dari sebagian massa matahari dan bintang lain yang terlepas. Dalam teori planetesimal disebutkan bahwa adanya bintang lain yang berdekatan dengan matahari saat melintas yang menyebabkan gaya tarik menarik antara keduanya sehingga menyebabkan sebagian massa matahari dan bintang tersebut terlepas dan mencuat.

Sebagian massa menyerupai kabut spiral yang mencuat tersebut kemudian mengalami pendinginan dan pemadatan menjadi partikel kecil yang disebut planetesimal. Planetesimal kemudian beragregasi membentuk planet. Pada sebagian massa matahari menjadi planet terestrial di bagian dalam. Sementara itu sebagian massa bintang lain yang kurang padat kemudian membentuk planet luar.

Teori Pasang Surut

Teori ini dikemukakan oleh James Hopwood Jeans dan Harold Jeffreys (1917). Dalam teori tidal disebutkan jika suatu waktu ada bintang yang lebih besar dari matahari yang melintas mendekati matahari. Berdasarkan hal tersebut, menyebabkan adanya gelombang pasang yang kemudian mengakibatkan sebagian massa matahari terlempar keluar. Sebagian massa matahari tersebut kemudian mengalami pemadatan dan terpecah-pecah menjadi planet.

Proses Pemadatan Bumi

Pada awalnya terdapat Protoplanet yang berukuran besar tetapi memiliki kerapatan yang kecil. Protoplanet tersebut tersusun oleh gas yang bersifat heterogen. Pada tahapan ini disebut akresi. Selanjutnya saat mengalami kontraksi terbentuk planet yang lebih kecil dan lebih rapat. Pada tahapan ini terbentuk lapisan-lapisan pada Protoplanet. Pada saat diferensiasi terjadi outgassing yaitu hilangnya atau keluarnya Hidrogen (H) dan Helium (He) ke angkasa.

Comments

Popular posts from this blog

Soal Jangka Sorong dan Mikrometer Sekrup

Soal Nomor 1 Anton melakukan percobaan pengukuran tebal dua pelat baja menggunakan jangka sorong, hasil pengukurannya seperti gambar berikut. Berdasarkan gambar tersebut, tebal pelat baja 1 dan baja 2 masing-masing adalah .... A. 4,75 cm dan 4,77 cm B. 4,75 cm dan 4,87 cm C. 4,85 cm dan 4,77 cm D. 4,85 cm dan 4,78 cm E. 4,85 cm dan 4,87 cm Pembahasan : Strategi: perhatikan letak angka nol nonius pada skala utamanya ( ini menunjukkan skala utama yang terbaca). Perhatikan juga skala nonius yang berimpit dengan skala utamanya (ini menjadi skala nonius yang terbaca). Pada pelat baja 1 hasil pengukurannya : x = skala utama + nonius = 4,80 cm + 0,05 cm = 4,85 cm Pada pelat baja 2 hasil pengukurannya : x = skala utama + nonius = 4,80 cm + 0,07 cm = 4,87 cm Jawaban : E

TEKNOLOGI DIGITAL DAN SUMBER ENERGI

A. Transmisi Data Transmisi data merupakan proses untuk melakukan pengiriman data dari satu sumber data ke penerima data menggunakan komputer atau media elektronik. Untuk melakukan transmisi data diperlukan suatu media. Beberapa jenis media transmisi adalah sebagai berikut. 1. Serat Optik ( fiber optic ) Suatu medium yang terbuat dari plastik yang fleksibel tipis dan mampu menghantarkan sinar (data). 2. Gelombang Mikro ( microwave ) Digunakan untuk menghantarkan data jarak jauh (telekomunikasi jarak jauh) dan untuk antena parabola. 3. Kabel Koaksial Digunakan untuk transmisi telepon, TV kabel, dan TV jarak jauh dengan menggunakan frekuensi tinggi sehingga tidak mengalami gangguan di udara.

3 Fakta Tentang Kebiasaan Bangun Pagi Antara Jam 3 - 5 Subuh, yang Suka Bangun Siang Rugi Besar!

Sejak kecil, sebagian besar orang Indonesia dididik orangtuanya untuk bengun pagi lebih awal. Selain untuk menyiapkan perlengkapan sekolah, bangun pagi merupakan salah satu contoh bentuk melatih kedisiplinan yang memang harus ditanamkan sejak dini. Namun bagaimana jika bangun pagi lebih awal, bahkan kerap terbangun di jam 3-5 pagi? Ternyata bangun di waktu-waktu ini merupakan tanda kebangkitan spiritual. Hal ini mungkin untuk membimbing kita menuju ke tujuan hidup yang lebih tinggi. Bahkan bangun pagi di jam 3-5 pagi juga berhubungan dengan paru-paru dan kesedihan.