Skip to main content

Featured Post

THE SCHRÖDINGER EQUATION

Imagine a particle of mass m, constrained to move along the x-axis, subject to some specified force F(x, t). The program of classical mechanics is to deter- mine the position of the particle at any given time: x(t). Once we know that, we can figure out the velocity (\( v=\frac{dx}{dt}\) ), the momentum (p = mv), the kinetic energy ( \( T=\frac{1}{2}mv^2 \) ), or any other dynamical variable of interest. And how do we go about determining x(t)? We apply Newton's second law: F = ma. (For conservative systems the only kind we shall consider, and, fortunately, the only kind that occur at the microscopic level---the force can be expressed as the derivative of a potential energy function, \( F=-\frac{\partial V}{\partial x} \) , and Newton's law reads \( m\frac{d^2x}{dt^2}=-\frac{\partial V}{\partial x} \) .) This, together with appropriate initial conditions (typically the position and velocity at t 0), determines x(t). Quantum mechanics approaches this same problem quite differentl...

Dampak Radiasi Elektromagnetik pada Kehidupan

Dampak Radiasi Elektromagnetik pada Kehidupan -  Radiasi pada dasarnya adalah suatu cara perambatan energi dari sumber energi ke lingkungannya tanpa membutuhkan medium. Energi yang merambat ini dapat berbentuk partikel (memiliki massa) atau sinar (tidak memiliki massa). Oleh karena itu, ada dua jenis radiasi. Jenis pertama adalah partikel alfa dan beta yang berasal dari bahan radioaktif. Jenis kedua adalah gelombang elektromagnetik atau foton.

Radiasi gelombang elektromagnetik juga ada dua jenis, yaitu radiasi ion dan radiasi non-ion. Radiasi ion adalah radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh gelombang elektromagnetik frekuensi tinggi, terdiri dari sebagian besar sinar UV dengan energi lebih dari 10 eV, sinar-X, dan sinar gamma. Radiasi ini memiliki energi tinggi sehingga memiliki cukup kekuatan untuk membelah atom dan mengubah kimia molekul. Pada manusia, dosis tinggi radiasi ion akan mengubah DNA yang bermanfaat dalam terapi kanker, tetapi juga berbahaya jika dosisnya tidak diatur. Misalkan untuk keperluan tertentu Anda harus dirontgen (biasanya di sekitar dada) untuk memeriksa kondisi paru-paru atau di sekitar tulang yang patah. Mintalah kartu catatan kapan rontgen tersebut dilakukan dan apa jenis rontgennya. Hal itu penting karena pengulangan sinar-X pada bagian tubuh yang sama tidak boleh dilakukan sebelum masa waktu dosis radiasi dianggap sudah tidak berbahaya lagi.

dampak radiasi gelombang elektromagnetik dalam kehidupan

1. Dampak Radiasi Gelombang Radio

Kita mulai dengan dampak dari radiasi gelombang radio yang dipancarkan oleh saluran udara tegangan tinggi atau SUTET. Suatu studi yang dilakukan oleh kelompok peneliti di Oxford University dan John Swanson, penasihat sains di National Grid Transco, menemukan bahwa anak-anak yang tinggal kurang dari 200 meter dari tiang SUTET, sekitar 70% di antaranya terkena leukimia dan yang tinggal di antara 200-600 meter sekitar 20% saja. Kouwenhoven dan kawan-kawan dari John Hopkins Hospital melakukan penelitian pada 11 orang pekerja yang bekerja selama 35 tahun pada sistem transmisi 345 kV. Dilaporkan bahwa tidak ditemukan gengguan kesehatan serta tidak dijumpai adanya proses keganasan. Namun dari hasil analisis sperma, ditemukan bahwa 2 dari 11 pekerja tersebut mengalami penurunan jumlah sperma.


Telepon genggam atau ponsel meradiasikan gelombang elektromagnetik dengan frekuensi antara 450-1800 MHz, termasuk daerah gelombang mikro seperti halnya radar. Jika dihitung energinya, berkisar 1,2 x 100 eV, yang secara kuantitas relatif masih kecil. Namun apabila jarak sumber radiasi dengan materi, yaitu jarak antara ponsel dengan telinga (terdapat di kepala) diperhitungkan maka dampak radiasi elektromagnetik yang dipancarkan ponsel tidak bisa diabaikan begitu saja. Alasannya karena intensitas radiasi elektromagnetik yang diterima oleh materi (kepala) akan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak. Artinya semakin dekat dengan sumber radiasi (ponsel) akan semakin besar intensitas radiasi yang diterima. Lebih diperhitungkan lagi, apabila pembicaraan lewat ponsel (waktu kontak ponsel dengan kepala) lama. Hal-hal itulah sekarang sedang diteliti oleh para ilmuan, yaitu dampak elektromagnetik ponsel terhadap tubuh manusia.

Dampak elektromagnetik ponsel mempunyai kemiripan dengan dampak radiasi elektromagnetik yang ditimbulkan oleh radar. Pesawat radar sejauh ini telah diduga mempunyai dampak terhadap manusia yang berada di sekitar instalasi radar. Dampak tersebut adalah kemampuan radar mengagitasi molekul air yang ada dalam tubuh manusia. Perlu diketahui bahwa dalam tubuh manusia sebagian besar mengandung air sehingga agitasi terhadap molekul air perlu mendapat perhatian yang saksama. Peristiwa agitasi oleh gelombang mikro yang perlu diperhatikan adalah yang berdaya antara 4 mV/cm2 - 30 mV/cm². Agitasi dapat menaikkan suhu molekul air di dalam sel-sel tubuh manusia dan hal itu dapat berpengaruh terhadap kerja susunan saraf, kerja kelenjar dan hormon serta berpengaruh terhadap psikologi manusia. Menurut para ahli, untuk waktu kontak yang cukup lama, ada kemungkinan terjadi sterilisasi terhadap organ reproduksi. Hal-hal itulah yang kemungkinan diduga sebagai penyebab timbulnya penyakit alzheimer yang sedang diselidiki oleh para ilmuwan. Alzheimer atau timbulnya kepikunan yang terlalu dini ini sudah tentu merugikan manusia karena akan menurunkan produktivitas kerja seseorang yang sedang sangat dibutuhkan.

Hasil penelitian di Amerika mengenai pengaruh gelombang mikro terhadap tubuh manusia menyatakan bahwa untuk intensitas sampai dengan 10 mV/cm² masih termasuk dalam nilai ambang batas aman. Oleh karena itu, ambang batas aman intensitas sebesar 10 mV/cm² berlaku di Amerika. Di negara kita belum ada aturan tersebut. Oleh karena itu disarankan kepada Anda untuk menggunakan ponsel secara bijaksana. Gunakan ponsel hanya untuk berkomunikasi seperlunya dan usahakan sesingkat mungkin agar waktu kontak singkat, sehingga intensitas radiasi elektromagnetik yang Anda terima dosisnya kecil, di samping juga menghemat biaya pulsa. Ingat juga, sewaktu Anda tidur matikan ponsel atau jauhkan ponsel dari diri Anda. Hindari tidur di samping ponsel yang masih aktif.

2. Dampak Radiasi Sinar Inframerah 

Panjang gelombang sinar inframerah yang lebih panjang dari 75 nm dapat menghasilkan perubahan dalam lensa mata. Katarak dapat terjadi pada para pekerja yang mengamati pijar massa kaca atau besi tanpa perlengkapan pelindung mata selama beberapa jam per hari. Seperti halnya radiasi elektromagnetik pada saluran udara tegangan tinggi dan ponsel, faktor penting lain yang menentukan adalah jarak antara pekerja dengan sumber radiasi inframerah. Dalam kasus las busur (arc welding) radiasi inframerah berkurang dengan cepat sebagai fungsi jarak, sehingga jarak lebih dari 3 feet (0,9 meter) jauhnya dari tempat pengelasan, radiasi inframerah ini tidak berbahaya lagi terhadap mata, tetapi radiasi ultraviolet masih tetap ada. Itulah sebabnya mengapa tukang las memakai kacamata berwarna dan pekerja-pekerja di sekitarnya hanya memakai kacamata bening.

3. Dampak Radiasi Cahaya Tampak

Cahaya laser daya sedang dan tinggi menghasilkan radiasi elektromagnetik dalam daerah cahaya tampak yang berpotensi, berbahaya sebab keduanya dapat membakar mata atau bahkan kulit. Untuk mengontrol risiko cidera karena radiasi laser ini berbagai spesifikasi menggolongkan kelas-kelas laser berdasarkan daya dan panjang gelombangnya. Keperluan untuk keamanan mengharuskan pemberian label pada laser yang akan digunakan dengan memberi peringatan-peringatan tertentu dan menggunakan kacamata pelindung dari laser selama pengoperasianya. Seperti dengan bahaya radiasi inframerah dan ultraviolet, pengelasan menciptakan suatu kecerahan kuat dalam spektrum cahaya tampak yang dapat menyebabkan kebutaan (flash blindness) sementara. Beberapa referensi menyatakan bahwa tidak ada jarak minimum untuk paparan dari pancaran radiasi ini tanpa perlindungan mata yang memadai.


4. Dampak Radiasi Sinar Ultraviolet

Terpapar oleh UV dari cahaya matahari yang kuat menyebabkan sunburn (luka bakar pada kulit karena panas sinar matahari) hanya dalam beberapa jam. UV, khususnya UV-B telah dibuktikan menyebabkan katarak dan beberapa bukti bahwa sunglasses (kacamata hitam untuk melindungi mata dari sinar matahari) yang digunakan pada usia dini dapat memperlambat perkembangan katarak di kemudian hari. Sebagian besar cahaya UV dari matahari diserap oleh atmosfer (lapisan ozon yang terdapat pada stratosfer) sehingga melindungi bumi dari bahaya radiasi UV yang berlebihan. Tentu saja pilot pesawat yang sering terbang tinggi memiliki risiko tinggi menderita katarak karena meningkatnya radiasi UV di lapisan atmosfer atas. Apa akibatnya jika terjadi penipisan lapisan ozon oleh ulah manusia? Menurut hipotesis, penipisan lapisan ozon menyebabkan meningkatnya intensitas sinar UV yang mencapai permukaan bumi yang di masa depan mengakibatkan meningkatnya penderita katarak.

Paparan berkepanjangan terhadap radiasi UV dari matahari dapat mengarah ke melanoma (tumor berpigmen hitam pada kulit, biasanya ganas) dan kanker kulit lainnya. Bukti dengan jelas menetapkan radiasi UV, khususnya gelombang medium UV-B non-ion, sebagai penyebab kebanyakan kanker kulit non-melanoma, yang merupakan bentuk kanker paling umum di dunia. Sinar-sinar UV juga dapat menyebabkan keriput, tahi lalat, dan bintik-bintik hitam pada wajah. Sebagai tambahan bahwa lampu meja belajar biasanya berjarak cukup dekat dengan pemakai dan digunakan cukup lama. Pemakai tidak merasakan efeknya selama suatu waktu setelah terpapar tetapi secara kumulatif di masa yang akan datang dapat menimbulkan efek negatif kepada pemakainya. Oleh karena itu, usahakan lampu belajar cukup jauh dari diri Anda sehingga efek negatifnya dapat diabaikan.







Comments

Popular posts from this blog

Soal Jangka Sorong dan Mikrometer Sekrup

Soal Nomor 1 Anton melakukan percobaan pengukuran tebal dua pelat baja menggunakan jangka sorong, hasil pengukurannya seperti gambar berikut. Berdasarkan gambar tersebut, tebal pelat baja 1 dan baja 2 masing-masing adalah .... A. 4,75 cm dan 4,77 cm B. 4,75 cm dan 4,87 cm C. 4,85 cm dan 4,77 cm D. 4,85 cm dan 4,78 cm E. 4,85 cm dan 4,87 cm Pembahasan : Strategi: perhatikan letak angka nol nonius pada skala utamanya ( ini menunjukkan skala utama yang terbaca). Perhatikan juga skala nonius yang berimpit dengan skala utamanya (ini menjadi skala nonius yang terbaca). Pada pelat baja 1 hasil pengukurannya : x = skala utama + nonius = 4,80 cm + 0,05 cm = 4,85 cm Pada pelat baja 2 hasil pengukurannya : x = skala utama + nonius = 4,80 cm + 0,07 cm = 4,87 cm Jawaban : E

TEKNOLOGI DIGITAL DAN SUMBER ENERGI

A. Transmisi Data Transmisi data merupakan proses untuk melakukan pengiriman data dari satu sumber data ke penerima data menggunakan komputer atau media elektronik. Untuk melakukan transmisi data diperlukan suatu media. Beberapa jenis media transmisi adalah sebagai berikut. 1. Serat Optik ( fiber optic ) Suatu medium yang terbuat dari plastik yang fleksibel tipis dan mampu menghantarkan sinar (data). 2. Gelombang Mikro ( microwave ) Digunakan untuk menghantarkan data jarak jauh (telekomunikasi jarak jauh) dan untuk antena parabola. 3. Kabel Koaksial Digunakan untuk transmisi telepon, TV kabel, dan TV jarak jauh dengan menggunakan frekuensi tinggi sehingga tidak mengalami gangguan di udara.

3 Fakta Tentang Kebiasaan Bangun Pagi Antara Jam 3 - 5 Subuh, yang Suka Bangun Siang Rugi Besar!

Sejak kecil, sebagian besar orang Indonesia dididik orangtuanya untuk bengun pagi lebih awal. Selain untuk menyiapkan perlengkapan sekolah, bangun pagi merupakan salah satu contoh bentuk melatih kedisiplinan yang memang harus ditanamkan sejak dini. Namun bagaimana jika bangun pagi lebih awal, bahkan kerap terbangun di jam 3-5 pagi? Ternyata bangun di waktu-waktu ini merupakan tanda kebangkitan spiritual. Hal ini mungkin untuk membimbing kita menuju ke tujuan hidup yang lebih tinggi. Bahkan bangun pagi di jam 3-5 pagi juga berhubungan dengan paru-paru dan kesedihan.