Skip to main content

Featured Post

THE SCHRÖDINGER EQUATION

Imagine a particle of mass m, constrained to move along the x-axis, subject to some specified force F(x, t). The program of classical mechanics is to deter- mine the position of the particle at any given time: x(t). Once we know that, we can figure out the velocity (\( v=\frac{dx}{dt}\) ), the momentum (p = mv), the kinetic energy ( \( T=\frac{1}{2}mv^2 \) ), or any other dynamical variable of interest. And how do we go about determining x(t)? We apply Newton's second law: F = ma. (For conservative systems the only kind we shall consider, and, fortunately, the only kind that occur at the microscopic level---the force can be expressed as the derivative of a potential energy function, \( F=-\frac{\partial V}{\partial x} \) , and Newton's law reads \( m\frac{d^2x}{dt^2}=-\frac{\partial V}{\partial x} \) .) This, together with appropriate initial conditions (typically the position and velocity at t 0), determines x(t). Quantum mechanics approaches this same problem quite differentl...

GGL Induksi

Gaya Gerak Listrik Induksi (GGL Induksi)

GGL Induksi


Jika kutub utara magnet batang digerakkan mendekati atau menjauhi kumparan berarti jumlah garis gaya magnetik yang melingkari kumparan berubah-ubah dan ternyata jarum galvanometer menyimpang, sedangkan jika magnetik batang tidak digerakkan berarti jumlah garis gaya magnetik yang melingkupi kumparan tetap dan ternyata jarum galvanometer tidak menyimpang. Berdasarkan percobaan tersebut, Faraday menyimpulkan bahwa perubahan garis gaya magnetik yang melingkupi kumparan dapat menimbulkan beda potensial pada ujung-ujung kumparan yang disebut arus induksi. Besar arus induksi yang tidak tetap dan arahnya berubah-ubah yang disebut arus bolak-balik.


Hukum-hukum Induksi Elektromagnetik

a. Hukum Faraday

Besarnya GGL induksi yang terjadi pada suatu penghantar bergantung pada cepat perubahan garis gaya magnetik dalam kumparan dan banyaknya lilitan kumparan.

Untuk membuktikan hukum Faraday digunakan batang AB yang digerakkan dalam medan magnetik menjauhi pengamat.

rumus ggl induksi
dengan :
N = jumlah lilitan
= perubahan fluks magnetik (Wb)
A = luas bidang yang ditembus (m2)
B = induksi magnet ( T atau Wb/m2)
= selang waktu (s)
l = panjang kawat AB (m)
v = kecepatan gerak batang AB ( m/s )
= ggl induksi (V)
= sudut antara v terhadap arah B atau antara B dengan A

Kuat arus yang mengalir dalam batang AB adalah sebagai berikut :



Gaya Lorentz yang bekerja pada batang AB adalah sebagai berikut :

dengan :
R = resistor ()
I = kuat arus (A)
F = gaya Lorentz ( N)

Jika batang AB diletakkan horisontal, besar gaya Lorentznya adalah sebagai berikut.
ggl induksi pada loop kawat

dengan
F = gaya Lorentz ( N )
w = mg = berat batang AB
vT = kecepatan terminal (m/s)

b. Hukum Lenz

Arah arus Induksi dalam suatu penghantar itu sedemikian rupa sehingga menimbulkan medan magnet yang melawan perubahan garis gaya magnetik yang menimbulkannya (arah gerak batang selalu berlawanan dengan gaya Lorentz) yang dinyatakan dengan persamaan berikut.


Comments

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Soal Jangka Sorong dan Mikrometer Sekrup

Soal Nomor 1 Anton melakukan percobaan pengukuran tebal dua pelat baja menggunakan jangka sorong, hasil pengukurannya seperti gambar berikut. Berdasarkan gambar tersebut, tebal pelat baja 1 dan baja 2 masing-masing adalah .... A. 4,75 cm dan 4,77 cm B. 4,75 cm dan 4,87 cm C. 4,85 cm dan 4,77 cm D. 4,85 cm dan 4,78 cm E. 4,85 cm dan 4,87 cm Pembahasan : Strategi: perhatikan letak angka nol nonius pada skala utamanya ( ini menunjukkan skala utama yang terbaca). Perhatikan juga skala nonius yang berimpit dengan skala utamanya (ini menjadi skala nonius yang terbaca). Pada pelat baja 1 hasil pengukurannya : x = skala utama + nonius = 4,80 cm + 0,05 cm = 4,85 cm Pada pelat baja 2 hasil pengukurannya : x = skala utama + nonius = 4,80 cm + 0,07 cm = 4,87 cm Jawaban : E

TEKNOLOGI DIGITAL DAN SUMBER ENERGI

A. Transmisi Data Transmisi data merupakan proses untuk melakukan pengiriman data dari satu sumber data ke penerima data menggunakan komputer atau media elektronik. Untuk melakukan transmisi data diperlukan suatu media. Beberapa jenis media transmisi adalah sebagai berikut. 1. Serat Optik ( fiber optic ) Suatu medium yang terbuat dari plastik yang fleksibel tipis dan mampu menghantarkan sinar (data). 2. Gelombang Mikro ( microwave ) Digunakan untuk menghantarkan data jarak jauh (telekomunikasi jarak jauh) dan untuk antena parabola. 3. Kabel Koaksial Digunakan untuk transmisi telepon, TV kabel, dan TV jarak jauh dengan menggunakan frekuensi tinggi sehingga tidak mengalami gangguan di udara.

3 Fakta Tentang Kebiasaan Bangun Pagi Antara Jam 3 - 5 Subuh, yang Suka Bangun Siang Rugi Besar!

Sejak kecil, sebagian besar orang Indonesia dididik orangtuanya untuk bengun pagi lebih awal. Selain untuk menyiapkan perlengkapan sekolah, bangun pagi merupakan salah satu contoh bentuk melatih kedisiplinan yang memang harus ditanamkan sejak dini. Namun bagaimana jika bangun pagi lebih awal, bahkan kerap terbangun di jam 3-5 pagi? Ternyata bangun di waktu-waktu ini merupakan tanda kebangkitan spiritual. Hal ini mungkin untuk membimbing kita menuju ke tujuan hidup yang lebih tinggi. Bahkan bangun pagi di jam 3-5 pagi juga berhubungan dengan paru-paru dan kesedihan.